Telur Ayam 3 in 1 Temuan Guru Besar IPB Ini Antiflu Burung

Guru besar Institut Pertanian Bogor Prof Retno D Soejoedono menemukan telur "Immunoglobulin Y" (Ig Y), yang bisa digunakan untuk memproduksi antibodi.

"Telur ini memiliki khasiat anti terhadap berbagai macam penyakit, di antaranya penyakit flu burung, tetanus, dan diare," katanya dikutip dari Tribun Jabar (Tribunnews.com Network), Minggu (30/12/2012).

Ia menjelaskan, telur ayam yang dapat dijadikan sebagai pabrik biologis yang bisa digunakan untuk memproduksi antibodi juga dapat digunakan sebagai imunoterapi (imunisasi masif).

Retno, ahli Kedokteran Hewan IPB itu, melakukan uji coba pada telur, didasari fakta bahwa telur ayam memegang peranan penting dan strategis dalam menopang kesehatan masyarakat.

Apalagi, telur ayam merupakan sumber protein hewani yang sangat tinggi, murah, mudah disimpan dan diolah, serta terjangkau oleh berbagai berbagai kalangan masyarakat.

Selain itu, menurut dia, juga sejalan dengan isu "animal welfare". Hasil karya ciptanya itu saat ini dalam
proses tahap dipatenkan. Ia berharap karyanya dapat segera diaplikasikan pada kalangan industri, bahkan usaha ternak skala kecil.

Menurut dia, sebetulnya sudah ada pihak yang melirik hasil karya ciptanya itu dari luar negeri. Namun ia masih ingin melihat karyanya dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Retno mengatakan, teknologi "Ig Y" ini memiliki keuntungan dibandingkan dengan penggunaan pada kelinci atau mamalia lain sebagai produsen antibodi dengan telur, yakni pemeliharaan ayam relatif murah. Selain itu, koleksi telur tidak menyakiti hewan dibandingkan dengan pengambilan darah sehingga sejalan dengan "animal welfare".

Sebutir telur temuannya itu mempunyai kandungan 50 hingga 100 mg Ig-Y, setara dengan 200 mg Ig-G/40 ml darah yang dihasilkan dalam sekali pemanenan darah kelinci. "Jadi telur sebagai pabrik antibodi dapat dikatakan sebagai proses pemanenan yang sangat sederhana," ujarnya.

Selain itu, kata Retno, telur dapat disimpan dengan mudah dalam jangka waktu yang relatif lama, menghasilkan respons imun yang spesifik, dan tidak memiliki efek samping karena tidak bereaksi dengan Ig-G mamalia.
Sumber : Tribunnews.com